IBU
Ibu adalah manusia yang paling spesial dalam
hidup kita. Pengorbanannya, cintanya, kasih sayangnya dan ketulusannya.
Semuanya spesial. Dan rasanya, tak ada satupun paham paham di dunia ini yang
tak mengakui itu. Karena ia spesial, maka kita selalu dituntut untuk memelihara
hubungan baik dengannya; berbakti, menjaga perasaan, mendo'akan, membahagiakan
dan meluluskan keinginan-keinginannya. Tapi karena kita dan ibu telah
ditakdirkan lahir dua zaman yang berbeda, maka seringkali ada hal-hal yang
melahirkan ketidaksepahaman pada keadaan-keadaan tertentu.
Karena kita dan orang
tua ditakdirkan lahir di generasi yang berbeda, menghuni zaman yang tak serupa,
mengalami perubahan-perubahan budaya yang tak sama, terkadang memunculkan
perbedaan-perbedaan yang membuat komunikasi orang tua dengan anak tak sepaham,
kejedak yang tak seiring, dan pikiran yang tak sejalan.
Ibu yang memiliki
pandangan lebih dalam tentang hidup dan perasaan, kadang tidak bisa dipahami
oleh kita sebagai anaknya. Keinginan-keinginannya yang sederhana seringkali
melahirkan praduga-praduga yang tak berdasar. Dan akhirnya menyimpan kecewa di
hatinya. Terkadang kita jumpai beberapa sikap cintanya yang mendalam terhadap
diri kita, seperti:
Sekadar Ingin Menunjukkan Cinta, Kasih Sayang dan Perhatian
Ibu adalah gudang cinta
dan kasih sayang untuk anak-anaknya. Cintanya tak pernah berkurang. Kasih
sayangnya tak pernah menipis. Cinta kasihnya tak pernah luntur meskipun kita
telah jauh dari sisinya. Cinta kasihnya tak pernah menyusut meski kita kadang tak
pandai menyambutnya. Dia selalu memberikannya kepada kita kapan saja, dengan
cara apa saja. Tak ada bedanya, antara cintanya ketika kita masih kanak-kanak
dan ketika kita sudah dewasa, atau ketika kita sudah merasa mampu untuk
melakukan segalanya sendiri.
Bagi Ibu, anak adalah
tempat mencurahkan cinta dan kasih sayang. Walau kadang kita tak memahami
sebagian cara Ibu dalam mencintai kita, sehingga melahirkan praduga yang salah
dan tuduhan yang bisa melukai hatinya.
Sekadar Ingin Membuat Kita Senang
Barangkali, tidak ada
orang yang paling tahu kesukaan kita selain Ibu. Dari kecil kita diasuh, hingga
dewasa kita diasah, Ibu sangat mengerti kita, mengerti kesenangan kita dan
hal-hal yang membuat kita senang. Dan salah satu keunikan seorang Ibu, ia tetap
selalu ingin menghadirkan kesenangan-kesenangan itu untuk kita, meski kita yang
sudah dewasa merasa sudah tidak di masa itu lagi, atau merasa sudah mampu
menghadirkannya sendiri. Sebab bagi seorang Ibu, memberi kesenangan kepada
anaknya adalah kesenangan tersendiri bagi dirinya. Betapa mulianya ia, yang tak
pernah bosan dan lupa dengan kesenangan-kesenangan masa lalu kita, sejak kita
masih kanak-kanak.
Sekadar Ingin Melepas Rindu dan Mengobati Rasa Sepi
Tidak jarang, karena
desakan keadaan, atau untuk sebuah keperluan, kita harus berpisah sementara
dengan kedua orang tua. Meninggalkan Ibu untuk waktu yang cukup lama. Jauh dari
kehidupannya untuk beberapa waktu. Dan perpisahan itu, tentu saja akan
melahirkan kerinduan. Terlebih dari seorang Ibu yang terpaut jarak dengan anak
belahan jiwanya; hari-harinya akan menjadi penantian panjang dan rasa sepi yang
sulit terobati.
Tapi sebagai anak,
seringkali kita tidak memahami ini. Bahwa ketika kita jauh dari Ibu, terutama
saat ia telah lanjut usia atau ketika sedang bermasalah dengan kesehatannya,
selalu memendam rindu yang sangat kuat untuk berjumpa atau untuk disapa. Maka
ketika ia selalu meminta kita menelponnya, atau mengiriminya surat, atau bahkan
selalu mengunjunginya, janganlah pernah beranggapan bahwa ia sedang bermanja
atau ingin merusak jadawal kerja kita. Tapi pahamilah bahwa dia hanya sekadar
ingin mendengar suara kita, atau sekadar ingin menatap wajah kita, agar rasa
rindu dan rasa sepi yang menderanya bisa terobati.
Sekadar Ingin Membalas Kebaikan Orang Lain Kepada Kita
Ketika kita jauh dari
sisinya, Ibu selalu menyimpan kekhawatiran yang besar terhadap keadaan kita.
Meskipun kita sudah dewasa dan mampu mengatasi persoalan sendiri, tapi Ibu
masih saja merasa tidak tenang dengan kesendirian kita. Karena itulah, Ibu
selalu senang jika ada orang yang menolong kita. Bahkan Ibu selalu ingin
mengapresiasi kebaikan siapa saja yang dianggapnya telah memudahkan urusan
hidup dan keperluan anaknya.
Sekadar Ingin Mendapatkan Perhatian
Katika Ibu telah
memasuki usia tuanya, dan mendapati anak-anaknya sudah dewasa, tak ada lagi
harapan besarnya kecuali bisa hidup bersama mereka dan juga cucu-cucunya, serta
mendapat penerimaan dari mereka. Tiada kebahagiaan besar yang ia rasakan itu,
selain mendapatkan perhatian dan cinta kasih dari mereka.
Keinginan seperti ini,
seringkali muncul akibat rasa sepi yang semakin hari semakin dia rasakan. Atau
karena fisik yang semakin lemah untuk sekadar mengurus dirinya sendiri. Tapi
memaksakan anak-anak untuk ikut bersamanya pasti juga bukan pilihan yang tepat.
Apalagi ketika mereka sudah berkeluarga dan memiliki anak-anak, tentu mereka
juga punya tanggung jawab untuk mengurusi keluarga dan tinggal bersama keluarga
mereka masing-masih.
Tapi kesibukan kita
mengurusi keluarga dan anak-anak, tentu tidak boleh melupakan kita untuk
memberikan perhatian kepada Ibu. Sekecil apapun perhatian itu. Sebab seorang
Ibu, meskipun telah merelakan anaknya untuk hidup dengan keluarga barunya,
tentu ia tidak ingin anaknya benar-benar tercerabut dari kehidupannya. Maka
perhatian kita kepadanya, bagi seorang Ibu adalah sebuah pembuktian bahwa ia
masih merasa memiliki kita. Kita masih dekat dengannya.
Semoga kita dapat
membahagiakan orang tua kita, dengan memahami dan memenuhi
keinginan-keinginannya yang sederhana. Karena pada hakikatnya apapun yang kita
berikan, tidak akan pernah sepadan dengan kasih sayang yang mereka curahkan
untuk kita.